Jumat, 24 Juli 2015

Trip to Fukuoka ~Day 1 : Encounter, Momiji, Praying Mantis~

*post Day 0, bila penasaran, disini.

*mencoba batuk tapi gagal.

Okay, saya tahu ini delay-nya sampai berbulan-bulan, maaf atuh da kerjaan saya gak di depan laptop aja, baru kelar UTS ke-delay, tahu2 udah UAS... yang kemudian diikuti noken. *alesan kayak pejabat. (post yang Day 0 penulisannya makan waktu sekitar dua bulan karena saya malas sibuk). Mumpung udah liburan, yuk ah lanjut.

Sebelumnya di post Day 0, saya berhasil naik pesawat dengan selamat (baru naik. Okay, saya tahu saya lebay). Saya naik salah satu pesawat dari maskapai Korean Airlines. Lho, kenapa? Ya jangan tanya saya, bukan saya yang beliin tiketnya kok.

*plak

Iye iye maap, jadi karena tidak ada pesawat dari Indonesia yang berangkat langsung ke Fukuoka, jadi saya transit dulu di Incheon, Korea Selatan. Mungkin karena ini jadinya disuruh naik Korean Airlines ya, ehehhehehe~

*ehem

Okay, jadi saya boarding pesawat sekitar pukul 22.00, saya duduk di tengah (sebenernya pengen di deket jendela sih~), perjalanan memakan waktu sekitar 7 jam. Yah, buat mereka yang sering ke luar negeri (atau emang biasa duduk aja), mungkin udah biasa duduk selama berjam-jam, tapi buat saya yang gak biasa, ini penyiksaan bujur. Yah, masa mau bolak-balik duduk-berdiri, udah mah ini di pesawat, ane ditengah-tengah banget, gak enak sama orang disebelah. Ya sudah, tapi ternyata memang dasar pesawat mahal, selain makanannya lumayan, ada hal menarik di depan saya....

dem monitors
Apparently, they said you could watch some television dramas, documentaries, etc, movies, play games, and tracks flights with this monitor. Awalnya saya merasa ribet karena panel bertombol dibawah itu rada jauh buat dipencet-pencet, dan bingung kalo maen game pake apa, ternyata...

bisa dilepas
apparently you can ABUGET on the plane
jujur, saya pertama kali nonton ini di pesawat ini
The panel ternyata bisa dilepas, dan dibaliknya itu gamepad (merasa kaya orang udik padahal emang iya). Watched some episodes of Big Bang Theory, Guardians of Galaxy, Tangled, Planes, and played Street Fighter and Solitaire (there's a jack for headphones di sandaran tangan kursi, or else suaranya gak bakal kedengeran, dipinjemin headphone juga). Nearly didn't sleep at all (dozed off a few minutes mendekati hours). Entah kenapa ini mengasyikan jadi gak bisa tidur. Makanannya pun bisa dibilang waw. Dikasih dua kali, satu makan berat satu semacam makanan ringan. Minuman bisa minta bebas, dari air putih sampe wine (saya gak minta yang beralkohol, suer). 

7 jam , mendaratlah saya di Incheon, Korea Selatan, saat itu sudah sekitar jam 7 pagi (waktu sana). Turun dari pesawat, jalan, celingak-celinguk kayak anak kecil nyasar padahal emang iya. Saya langsung  bergegas menuju boarding room dengan mengandalkan plang penunjuk yang alhamdulillah ada bahasa Inggrisnya, karena waktu transit cuma sejam. Karena rada jauh dan yang pasti diperiksa macem-macem sama petugas bandara, saya hanya punya waktu sekitar setengah jam untuk duduk santai (padahal ada wi-fi disitu, huh). 




Well, waktu yang singkat, padahal pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah Korea Selatan. Well, boarding pukul 8 pagi, disaat itu saya yang kelaparan karena belum sarapan tapi gak bisa beli apa-apa disana soalnya gak punya uang Won (panjang banget), akhirnya naik pesawat, menuju Fukuoka.

DAPET MAKAN!!!
Ternyata dapet makan juga, yang saya kira gak soalnya cuma bentar. Perjalanan memakan waktu sekitar sejam setengah. Akhirnya saya duduk di samping jendela. Mau tidur juga gak bisa, saya habiskan waktu dengan menonton beberapa dokumentari yang saya tidak mengerti (da gak ada subtitle, lu pikir ini punyanya Pein Akatsuki/Lebah Ganteng). Tanpa sadar, saat melihat keluar jendela, terlihat daratan. Sebentar lagi sampai, pikir saya. Lalu mendarat.

wah, bandara di luar negeri gak jauh beda ya.
selfie sebelum turun karena gak penting
FUKUOKA DA!! Okay, turun dari pesawat, langkah kaki pertama di tanah Jepang. The First Giant Step! (apaan)


WELCOME TO FUKUOKA

Okay, lorong ini lumayan panjang. Regardless, quite enjoying myself karena, iya, lagi seneng karena ini my first touchdown in Japan. Tibalah saya di imigrasi. Iyah, karena saya liat orang pada ngantri disitu ya saya ikutan (jadi kalo lu liat orang pada terjun ke jurang lu ngikut juga gitu?!). Lumayan panjang, ada setengah jam kali dan saya baru nyampe tengah. Saat itu, ada seorang staf imigrasi menghampiri saya, mengajak bicara saya dalam bahasa Inggris (yang langsung saya jawab pake bahasa Jepang. Bukannya belagak, bahasa Inggris saya kacau). Ternyata harus ada semacam formulir yang harus diisi sebelum saya mengantri (maaf da urang teu ngarti, pertama kalinya kayak gini). Yah, resiko, salah saya sendiri gak nanya-nanya. Saya keluar dari antrian, pergi ke tempat yang di tunjuk mbak staf tadi dan mengisi apa yang harus diisi. Lalu yah, mau gimana lagi selain ngantri dari awal. Lama lagi nih, pikir saya saat itu. Lagi, staf yang tadi menghampiri saya, menghampiri saya kembali. Dia menyuruh saya untuk mengantri dari tempat sebelum meninggalkan antrian barusan, menghematkan waktu saya berpuluh menit. Wau, baik banget, atau mungkin dia ngerti saya gak tahu apa-apa (kalo disini mungkin yang kayak gini beberapa orang bakal ngelakuin tanpa dikasih instruksi). Sampai diujung antrian, ditanya macam-macam (disini mau ngapain, dll dsb), selesai, lalu jalanlah saya menuju ruang tunggu.

Memasukki ruang tunggu, mikir juga nanti ada yang jemput saya apa gak ya (yah masa gak sih). Melangkah, celingak-celinguk bingung, lalu dari kejauhan yang sebenernya gak jauh banget malah deket (kepanjangan), ada beberapa orang melihat saya dan tiba-tiba mengangkat selembar kertas. Kertasnya kayak gini :


ada salah ketik, gara-gara mungkin di formulir tulisan saya kurang jelas
Yang menyambut saya disana adalah bapak penanggung jawab yang dua bulan ini bertukar email dengan saya, Bapak Taito Kameishi, dan dua orang mahasiswa (dan mahasiswi), Nakamura Yuuta dan Irie Nako, yang merupakan tutor di program ini. Saya gak foto-foto sama sekali disini, jadi yang penasaran dengan mereka, tunggu rada entaran ya (foto mah ada, tapi bukan saat disini). Selain para staf, saya bertemu dengan salah satu peserta lain yang sudah datang sebelum saya. Anita Gallagher, dari Australia. Iya, cewek (dari namanya udah jelas kan). Yah, saya yang canggung gak tahu gimana cara kenalan sama orang Australia (cewek lagi), tapi alhamdulillah bisa kenalan dengan santai (handshake dan sebagainya, untung gak bayar). Jadi saya yang kedua sampai di sana. Yah, saya kenalan juga sama para tutor disana. Apparently Nako-chan (saya manggil Irie-san begitu, yah udah deket lah) is also a 48 fan, hal yang pertama kali dia tanyakan adalah, oshimen saya di AKB48. Yuuta-dono (begitu saya memanggil Nakamura-san), yang ternyata tidak begitu tahu soal yang seperti ini, tapi orangnya asik sih. Dia memberikan kertas sambutan tadi ke saya, katanya udah gak dipake lagi (yah lumayan kenang-kenangan. Foto diatas juga diambil barusan di kosan). Saya juga berkenalan dengan dua staf lagi, apparently it's Kameishi-san's superior and colleague, Fukagawa Kouichi dan Takamune Shiho. Kami ternyata masih menunggu satu orang lagi, katanya dari Vietnam. Beberapa puluh menit mendekati jam kemudian, keluarlah seorang gadis yang entah kenapa tidak asing, yang ternyata adalah peserta yang bersal dari Vietnam, Thanh Binh. Kenapa serasa tidak asing, ternyata dia yang tadi saat di imigrasi mengantri di depan saya. Lho, kok bisa belakangan ya keluarnya? Katanya ada masalah di imigrasi jadi lama, tapi karena saya gak ngerti yah, cuma sampai situ saya tanyanya. Setelah semua lengkap, kami pindah menuju parkiran, dan dengan bis kami berangkat menuju penginapan.


Jalan tol disana sama disini gak jauh beda ya

Palang jalannya juga sama, cuma beda tulisan.

Lawson! (elah, di Bandung juga ada kali)

Dadah Fukuoka Airport, sampai bertemu kapan-kapan.

Okay, perjalanan makan waktu sekitar sejam (ya? lupa saya), lalu kami sampai di sebuah sport center terkenal, Global Arena, tepatnya di daerah bernama Munakata. Lho, ngapain saya ke tempat olahraga, saya gak dikirim buat ikut olimpiade macam itu kan? Sepikir saya. Ternyata, sport center ini sangatlah luas dan lengkap, selain memiliki berbagai macam lapangan dan tempat olahraga, dari karate sampai rugby, terdapat juga restoran, lodge, dan bahkan pemandian umum. Disinilah selama seminggu kami menginap selama di Fukuoka.

Penampakan dari mobil, dengan kamera blur dan kameramen tidak pro
Okay, kami sampai di lodge kami. Seperti biasa, naro barang, dan lain-lain. Jadi, khusus untuk peserta dan panitia program ini, disediakan satu pondok khusus. Laki-laki di lantai bawah, dan perempuan di lantai atas. Satu pondok ini memiliki dua lantai, dua kamar tidur, satu ruang rapat, dua ruang toilet, dua shower dan laundry room. Sesampainya di kamar oleh petugas lodge kami diajari cara mengurus dan membereskan tempat tidur kami, karena ternyata beres-beres kasurnya sendiri, gak diberesin sama petugas (jangan manja lah kuk).

Sekamar kasurnya banyak dan model dua tingkat gitu. Kebanyakan sih.
Okay, udah tahu begini begitu. Setelah tutorial cara membereskan tempat tidur, kami menuju kantin untuk makan siang (yey!). Inilah yang paling dikhawatirkan oleh keluarga saya, makanan. Tahu lah, "Halal gak?". Untungnya sebelum berangkat saya sudah koordinasi soal makanan yang dilarang oleh Kamex-san (begitu saya dan teman-teman memanggil Pak Kameishi), sehingga menu saya dibedakan dengan peserta lain. Yah, no problem lah Insha Allah.

Makan siang pertama di Jepang. Yah, soal rasa not bad lah.
Kami bersama-sama. Kuk, rambut ente.

Di dinding kantin tergantung seragam-seragam rugby. Entah apa faedahnya.
Btw, dari 11 orang peserta program ini, baru 3 orang termasuk saya yang sampai.  Sambil menunggu mereka datang, saya bertanya kepada Bapak Kameishi sekarang jadwalnya ngapain, dan beliau dengan ringan menjawab, "Tidur siang.". Wew, ane emang rada kurang tidur, tapi karena excitement baru sampai di Jepang, ya gitu, kayak anak kecil baru pertama kali ke Dufan tea, boro-boro mau tidur. Jadi, kami berlima, bersama Nako-chan dan Yuuta-dono, jalan-jalan disekitar Global Arena ini. Dasar memang sport center tingkat nasional, luas sekali tempat ini (walaupun gak seluas UNPAD)
.
Gak boleh diinjek, apalagi main petak jongkok.

Perosotan di Jepang. Namanya Insha Allah tetap perosotan (dalam bahasa Indonesia)
Ini lapangan sepakbola (bukan lapangan bola).
Gym khusus buat olahraga beladiri. 
Mungut mas ganteng ini di depan gym tadi. Apparently belalang di Jepang gak bisa bahasa Jepang.
dan jadi teman saya untuk hari itu.
My First Ever melihat pohon saat musim gugur. Susah disampaikan lewat foto ya. 
Hence, "Momiji"
Okay, sudah puas (atau lebih tepatnya, capek) jalan-jalannya. Kami kembali ke kamar masing-masing (yang disana Kamex-san sedang tertidur pulas). Saya dan Yuuta-dono berbincang-bincang tentang macam-macam. Dia cerita katanya semua staff dan tutor program ini sudah mengenal saya lebih dulu karena mereka melihat video tutorial saya di Youtube, dan dari situ mereka melihat video saya yang lain (ocarina and stuffs). Sungguh tersanjumg saya. Beberapa menit mendekati jam kemudian, terdengarlah suara mobil yang langsung berhenti di depan lodge kami. Peserta yang lainnya pun akhirnya sampai. Kami pun keluar untuk menyambut (bukan menyambit) mereka. Ternyata, dari 8 peserta yang belum datang, 6 orang yang tiba, beserta dua orang tutor. Okay, sama seperti tadi, yang laki masuk kamar laki, yang perempuan masuk kamar perempuan (pengennya sih gak gitu *plak), lalu beres-beres, macam-macam.

Keadaan kamar pria saat itu, foto pertama. Btw, saya lagi di dalam kasur paling ujung kanan, jadi gak keliatan.
Keadaan kamar pria saat itu, foto kedua. Keadaan kamar perempuannya? Saya juga pengen itu mah *plak.
Saya jelaskan singkat tentang para peserta lainnya yang ada di foto ini. Yang sedang meringkuk tak terlihat wajahnya, Yang Chow Wen, biasa saya panggil Yan-chan (bukan Yan-san, itu mah video Kaiwa LL dong), dari Malaysia. Yang sedang menghadap kesini dengan kacamata, Intanasak Sarawut, dengan panggilan Bang (bukan bahasa Indonesia), dari Thailand. Yang paling ujung bawa kamera, Joshua Nettles, yang saya beri panggilan Jojo-tan (yang entah kenapa menyebar ke peserta lainnya), dari Amerika, tepatnya Los Angeles (vvavv). Di foto pertama, yang terlihat hanya belakang kepalanya saja, Rohit Bansal, bisa saya panggil Rohit-chan, dari India. Selengkapnya tentang peserta (sama peserta yang cewek juga) akan saya kenalkan di artikel selanjutnya, jadi tunggu ya (dan doain biar gak ngaret lagi ya...).

Karena saya pria yang datang pertama , saya diminta untuk mengajari mereka cara membereskan tempat tidur dan lain-lain. Lalu karena Yuuta-dono yang iseng ini, dia menyuruh yang lain memanggil saya sensei (dari mananya saya sensei, vret), karena kebetulan saya dianggap tahu banyak tentang Jepang dan lainnya bahkan untuk orang Jepang sendiri (dan panggilan tersebut berlanjut sampai sekarang). Okay, setelah beres-beres, kami berbincang-bincang sambil menuggu dua orang peserta lagi yang belum datang (dua-duanya perempuan, yang laki-laki sudah full team).

Lalu anggap saja kita sudah sampai dibagian dimana semuanya sudah datang (saya rada-rada lupa sambil nunggu teh ngapain), setelah itu kami semua dikumpulkan di meeting room untuk mengikuti orientasi tentang program ini dan perkenalan dasar.

Memasukki ruang rapat.....
"Teh, itu difoto tuh. Gaya dulu yuk!"
Okay, saatnya perkenalan singkat. Teteh ber-sweater oranye yang berpose dengan Bin-chan, Kawabe Makiko, saya panggil Makki-san, tutor wanita kedua. Yang di pojok kanan, di foto kedua, yang terlihat bingung, Chen Shi Ting, panggilannya Nina (jangan tanya saya, sekarang bukan saya yang ngasih nama panggilannya), dari Taiwan. Di foto pertama, yang berjaket merah sedang menghadap kanan, Shi Yi Guang, yang lain memanggilnya Kou (kebetulan nama Guang ditulis dengan kanji Hikari, atau cara baca lainnya Kou), dari Tiongkok. 

"Ini orang bobo sambil jalan ya."
Mas Rohit dengan senyumnya yang menawan.

Kamex-san mulai menyadari keberadaan kamera.

Pose iklan R*TI jaman dulu.
Perkenalan singkat lagi, yang memakai onepiece pink di foto pertama dan kedua, Perla Mae Ledesma, biasa saya panggil Perla-chan, dari Filipina, tepatnya Davao. Yang memakai sweater hijau tersenyum di foto kedua, Shinonome Yuuhi, biasa saya panggil Yuuhi-dono, tutor laki-laki kedua. Lalu yang memakai sweater abu dan berkacamata di foto kedua, dibelakang Anita, Bora Ok, saya panggil Bora-chan, dari Korea Selatan.

Okay, disini kami dibagikan buku pegangan yang berisi jadwal acara, biodata peserta dan staff, nomor yang dihubungi bila hilang, dan hal penting lainnya yang saya rada lupa (bukunya hancur gak sengaja, ketimpa-timpa di dalem tas). Kami di-briefing tentang acara secara keseluruhan, terutama tentang besok dan hari ini. Setelah selesai briefing, karena sudah waktu makan malam, kami menuju kantin untuk makan, sekarang full-team.

Foto lagi. Sekarang para ladies, full-team.
Makin ke kanan.....
Fukagawa-san!
Kembali ke kiri.... beungeut bray.
Pria, meski gak full-team
sisaan. Insha Allah paling ganteng.
Mulai makan, meja pertama. (vvidih, cowok sendiri. iri.)
Saya yang sudah tidak sabar untuk makan.
"Mas, beungeut eta mas."
Dua mas-mas yang pengen ikut difoto juga.

Bila kalian sadar Joshua tidak ada di foto-foto diatas, karena dia yang motret (pake kamera dia).

Okay, setelah makan, kami disuruh bersiap-siap untuk tidur. Disini, saya diajak Yuuta-dono untuk mandi di pemandia umum yang ada disana. Wah, kebetulan pengen nyobain. Yasudah, saya dan Yuuta-dono (hanya berdua, entah kenapa yang lain tidak mau), menuju ke pemandian umum yang ada di gedung utama. Karena saat itu lagi dingin, air panasnya luar biasa nikmat~ (gak diminum lho, mandi). Btw, jangan minta saya upload foto-foto di pemandian karena gak ada (ya kali saya foto-foto disitu). Mungkin buat orang luar Jepang bakal rada risih, soalnya pemandian umum ya, umum. Satu ruangan satu bak gede, semua rame-rame mandi, gak pake apa-apa, moso pake baju ntar basah. Untung mata saya minus dan kalo mandi jelas lepas kacamata, jadi burem (gak harus lihat badan om-om dengan tidak sengaja dengan jelas). Setelah itu kami kembali ke kamar, siap-siap tidur, dan, tidur.

Jadi sampai disini cerita hari pertama. Memang belum ada apa-apa, acara rame-ramenya dimulai besok. Okay, doain saya gak bakal ngaret lagi ya nulisnya.

Wassalam.